1.
Teori
adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah sistematis mengenai fenomena dengan
menentukan hubungan antara variabel, dengan menentukan variabel, dengan maksud
menjelaskan fenomena alamiah. Sedangkan menurut para ahli teori adalah:
a.
Labovitz
dan Hegedom mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran teoritis yang mereka
definisikan sebagai menentukan bagaimana dan mengapa variabel-variabel dan
pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.
b.
Jonathan
H. Turner, teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita
menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi.
c.
Mandler
dan Kessen (dalam Supardan, 2007:61) “Mengungkapkan bahwa teori itu merupakan
satuan pernyataan yang dapat dimengerti bagi yang lain, yang merupakan satuan
pernyataan yang dapat dimengerti bagi yang lain, yang merupakan ramalan tentang
peristiwa empiris”.
d.
Kelinger
(dalam Supardan, 2007) mengatakan bahwa seorang peneliti behavioral,
mengemukakan bahwa suatu teori ialah seperangkat konstruk (konsep), batasan,
dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena
dengan mencari hubungan-hubungan antar variabel, dengan tujuan menjelaskan dan
memprediksi gejala itu.
2.
Di
dalam sebuah teori terdapat beberapa elemen yang mengikutinya, elemen ini
berfungsi untuk mempersatukan variabel-variabel yang terdapat di dalam teori
tersebut. Elemen tersebut yaitu:
·
Konsep
adalah sebuah ide yang diekspresikan dengan simbol atau kata-kata. Simbol dalam
suatu teori biasanya digunakan pada Ilmu alam misalnya “∞” yang berarti “tak
terhingga” atau “m” yang berarti Massa dan lain-lain. Sedangkan kata biasanya
digunakan dalam ilmu sosial. Menurut Neuman kata-kata juga merupakan simbol
karena bahasa itu sendiri adalah simbol. Misalnya membicaakan tentang
pendidikan, maka pendidikan merupakan suatu konsep
·
Scope,
konsep ini ada yang bersifat abstrak dan ada juga yang bersifat kongkret. Teori
yang abstrak dapat diaplikasikan terhadap fenomena sosial yang lebih luas,
dibandingkan dengan teori yang memiliki konsep-konsep kongkret. Contohnya,
teori yang diungkapkan oleh Lord Action “kekuasaan cenderung dikorupsikan”.
Dalam hal ini kekuasaan dan korupsi ada pada lingkup yang abstrak. Kemudian
kekuasaan ini dalam lingkup kongkret seperti presiden, dan korupsi dalam
lingkup kongkret seperti korupsi uang.
·
Relationship
yang berarti bahwa teori merupakan sebuah relasi dari konsep-konsep atau secara
lebih jelasnya teori merupakan bagaimana konsep-konsep hubungan. Hubungan ini
seperti pernyataan sebab-akibat atau proposisi. Proposisi adalah sebuah
pernyataan teoritis yang memperincikan hubungan antara dua atau lebih variabel,
memberitahukan kita bagaimana variasi dalam sebuah konsep dipertanggung
jawabkan oleh variasi dalam konsep yang lain.
3.
Kata
teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang pengetahuan yang berbeda pula
tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum teori merupakan
analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan
fakta-fakta. Teori terbentuk karena adanya suatu gejala yang timbul yang pada
akhirnya dilakukan pengujian menggunakan metode ilmiah untuk mendapatkan suatu
teori yang bersifat obektif yang dapat di uji kebenarannya. Suatu teori menurut
Thomas Khun yaitu teori yang harus di kaji secara terus menerus dan disesuaikan
dengan perubahan zaman sehingga teori dapat memenuhi pergerakan zaman.
4.
Manfaat
atau fungsi adanya teori menurut Suppes (1974) dan Kerlinger (2000)
mengemukakan bahwa ada lima fungsi teori yaitu:
·
Berguna
sebagai kerangka kerja untuk melakukan penelitian dimaksudkan untuk mencegah
praktik-praktik pengumpulan data yang tidak memberikan sumbangan bagi pemaham
peristiwa. Emperisme yang polos menurut Suppes merupakan uatu bentuk coretan
mental dan ketelanjangan tubuh jauh lebih menarik dari ketelanjangan
pikiran.sebagai kerangka kerja, teori secara mampu menyatupadukan kumpulan data
yang terpisah-pisah menjadi satu pedoman yang konsisten.
·
Teori
memberikan suatu kerangka bagi pengorganisasian butir-butir informasi tertentu.
Hal ini dapat dipahami karena semua teori pada hakekatnya berusaha untuk
memenuhi fungsi sebagai kerangka pengorganisasian.
·
Teori
mengungkapkan komplesitas peristiwa-peristiwa yang tampaknya sederhana. Secara
umum suatu teori dapat mengungkapkan seluk beluk dan kompleksitas
peristiwa-peristiwa yang tampaknya sederhana.
·
Teori
mengorganisasikan kembali pengalaman-pengalaman sebelumnya, artinya bahwa dalam
ilmu pengetahuan, keberadaan teori-teori lama mutlak diadakan peninjauan
kembali untuk dikaji dan di uji validitas dan relevansinya secara mendalam.
Seperti dalam istilah salah satu ilmuan filsafat ilmu pengetahuan yaitu Thomas
Khun dalam The Structure of Scientific
Revolution (1970).
·
Teori
berfungsi untuk melakukan prediksi dan kontrol. Hal ini diungkapkan Kerlinger
(2000) bahwa disamping ilmuan mempersoalkan penjelasan dan pemahaman tentang
ilmu, juga tidak kalah pentingnya adalah
melakukan prediksi dan kontrol pada suatu teori yang dikemukakan.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo,
Mudjia. Fungsi dan State Of The Arts
Dalam Penelitian. (online) http://mudjiarahardjo.com di akses tanggal 12 februari 2013
Supardan,
Dadang. 2007. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta:
PT. Bumi Aksara
Yuliawati,
Aitati. (2012). Tahapan Terbentuknya
Teori. (online) http://aitatiyuliawati.blogspot.com di akses tanggal 12 februari 2013