Selasa, 26 Maret 2013

tujuan dan strategi organisasi

Tujuan dan Strategi Organisasi

a.      Tujuan Organisasi
Tujuan-tujuan organisasi terumus dalam berbagai bentuk, dan tujuan yang satu dapat bertentangan dengan tujuan yang lain. Tujuan-tujuan organisasi perlu dikaji ulang dari waktu ke waktu, tetapi perubahan tujuan dapat menimbulkan gangguan diseluruh organisasi.
Istilah tujuan digunakan untuk menyatakan rumusan yang luas da tidak berbatas waktu tentang apa yang ingin dicapai organisasi, sedangkan sasaran digunakan untuk menyatakan rumusan hasil akhir yang lebih spesifik, pencapaian yang harus terwujud dalam batas waktu tertentu.
Tujuan mengetahui strategi dalam proses perencanaan strategi, sedangkan sasaran digunakan dalam poses pengendalian manajemen untuk melaksanakan strategi. baik tujuan maupun sasaran menyatakan hasil akhir yang ingin dicapai, tetapi kedua istilah ini berbeda dari segi batas waktu dan tingkatan kerinciannya. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan sedangkan rencana-rencana yaang lebih rinci digunakan untuk mencapai sasaran.
Secara umum tujuan organisasi merupakan keadaan atau tujuan yang ingin diicapai oleh organisasi di waktu yang akan datang melalui kegiatan organisasi. Untuk mencapai tujuan dalam organisasi, pelaku (orang) dalam dalam organisasi diharapkan untuk mendesain atau me-manage organisasinya dengan matang agar organisasi perlu diperhatikan beberapa prinsip organisasi Jati (dalam Permatasari, 2012), seperti berikut:
1.      Perumusan tujuan yang jelas, sebab tujuan organisasi berfungsi untuk: pedoman ke arah mana organisasi akan dibawa, landasan bagi organisasi tersebut, menetukan macam aktifitas yang akan dilakukan, menentukan program, prosedur, dan beberapa hal terkaait dengan koordinasi, intergritas, simplikasi, sinkronisasi, dan mekanisme.
2.      Pembagian tugas dan pekerjaan (job Discription)
3.      Delegasi kekuasaan yang berarrti pemimpin organisasi itu dipilih secara mufakat dan harus diikuti dengan adanya pertanggung jawaban.
4.      Kesatuan perintah (one of command) dan tanggung jawab.
5.      Prinsip kepemimpinan, dalam konteks kontemporal dari prinsip ini yang paling mengemukakan ke permukaan adalah prinsip kebersamaan, mau mendengarkan dan menyelaraskan diri dengan nila-nilai dari seluruh komponen organisasi, khususnya pada kepengurusan organisasi.
6.      Tingkat pengawasan, dengan diadakan sebuah monitoring terhadap kinerja pelaku organisasi atau lebih familiar dengan sebutan oposisi.
Tipe-tipe tujuan organisasi:
Klasifikasi tujuan dari Penow bagi organisasi pada umumnya dibedakan menjadi 5 tujuan menurut “sudut pandang mereka yang berkepentingan” yaitu:
1.      Tujuan kemasyarakatan (societal Goals), berkenaan dengan kelas-kelas organisasi luas yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat
2.      Tujuan keluaran (output Goals), berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen. Contoh : barang-barang konsumen, jasa-jasa bisnis
3.      Tujuan sistem (system Goals), cara pelaksanaan fungsi organisasi tidak tergantung pada barang / jasa yang diproduksi / tujuan yang diambil
4.      Tujuan Produk (product Goals) tujuan karakteristik produk, berbagai karakteristik barang-barang / jasa-jasa produksi
5.      Tujuan turunan (derived goals) tujuan digunakan organisasi untuk meletakkan kekuasaanya dalam pencapaian tujuan lain.
Proses penetapan tujuan merupakan usaha menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi. 6 unsur dasar yang melatarbelakangi penetapan tujuan orgnaisasi adalah:
1.      Barang dan jasa yang diproduksikan akan dapat memberikan berbagai manfaat paling sedikit sama dengan harganya
2.      Barang dan jasa dapat memuasakan konsumen/langganan
3.      Teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan jasa dengan biaya dengan kualitas bersaing
4.      Kerja keras dengan dukungan sumber dayanya, organisasi dapat beroperasi dengan baik
5.      Pelayanan manajemen akan memberikan Publik Image yang meguntungkan, sehingga mereka bersedia menanamkan modal dan menyumbang tenaganya untuk membantu sukses organisasi
6.      Perusahaan mempunyai konsep diri (self concept)yang dapat dikomunikasikan dan di tularkan kepada karyawan dan pemegang saham organisas.
b.      Strategi Organisasi
Strategi adalah turunan dari bahasa Yunani yaitu Strat gos yang artinya adalah adalah komandan perang dalam jaman tersebut, adapun pada pengertian saat ini strategi adalah rencana rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditunjuk untuk mencapai tujuan tertentu yang umumnya adalah keberhasilan. Strategi merupakan penerjemahan dan analisis terhadap kemampuan internal atau kapabilitas organisasi, yang selanjutnya diterjemahkan kedalam struktur organisasi.
Menurut Robbins, (dalam Kusdi, 2009:87). “Pengertian strategi dalam konteks organisasi adalah penetapan berbagai tujuan dan sasaran jangka panjang yang bersifat mendasar bagi sebuah organisasi, yang dilanjutkan dengan penetapan rencana aktivitas dan pengalokasian sumber daya yang diperlukan guna mencapai berbagai sasaran tersebut”.
Strategi disusun dan diimplementasikan untuk mencapai berbagai tujuan yang telah ditetapkan, sekaligus mempertahankan dan memperluas aktivitas organisasi pada bidang-bidang baru dalam rangka merespons lingkungan (misalnya perubahan permintaan, perubahan sumber pasokan, fluktuasi kondisi ekonomi, perkembangan teknologi baru, dan aktivitas-aktivitas para pesaing).
Terdapat dua pendapat yang menonjol mengenai bagaimana strategi disusun dalam organisasi. Kelompok pertama adalah mereka yang menyakini bahwa strategi merupakan suatu tindakan (planning mode). Hal ini berkaitan dengan model rasional yang dikembangkan para pemikir perspektif modern. Kelompok kedua, yang disebut evolutionary mode, melihat bahwa strategi tidak mesti berupa suatu perencanaan yang sistematis dan terperinci. Mereka melihat bahwa dalam praktiknya tidak jarang pengelola organisasi mengambil keptusan strategi secara bertahap atau selangkah demi selangkah, sejalan dengan perkembangan organisasi itu sendiri, sebelum pada akhirnya menjadi suatu strategi yang utuh dan lengkap.
Model rasional penyusunan strategi adalah proses yang terdiri dari tiga tahap: (1) analisis; (2) formulasi; (3) implementasi. Pada tahap analisis, terdapat proses analisis eksternal dan analisis internal. Analisis eksternal merupakan tujuan terhadap tinjauan terhadap lingkungan yang menghasilkan data mengenai berbagai ancaaman (threaths) dan peluang (opportunities). Sedangkan analisis internal merupakan tinjauan terhadap berbagai kekuatan (streght) dan kelemahan (weakness) dalam organisasi itu sendiri. Kombinasi dari kedua hal inilah yang merupakan bahan bagi pengambil kebiajakan untuk menyusun strategi organisasi. Lazimnya, proses analisis ini disebut analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunity, Threaths).
Menurut Robbins (dalam Kusdi, 2009:90) ada empat dimensi pokok yang terkandung dalam strategi yaitu:
1.      Inovasi
Strategi inovasi secara khusus dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang mengutamakan inovasi sebagai sumber keunggulan bersaing. Tidak semua perusahaan atau organisasi melakukan strategi inovasi, tetapi pada saat-saat tertentu barangkali strategi ini dirumuskan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Misaalnya, perombakan bersifat khusus dalam rangka memperbaiki pelayanan.


2.      Diferensiasi Pasar
Strategi diferensiasi pasar ditunjukan untuk menciptakan loyalitas konsumen melalui suatu produk atau jasa yang bersifat unik, dalam arti berbeda dai yang telah ada dipasar. Straategi ini tidak mesti dengan menciptakan produk atau jasa yang berkelas tinggi atau mahal, melaainkan sesuatu yang memiliki nilai tambah yang berbeda dari produk-produk atau jasa yang sudah ada. Strategi ini biasanya diperkuat dengan iklan, segmentasi pasar, dan permainan haarga (pricing).
3.      Jangkauan (Breadth)
Strategi jangkauan adalah penetapan ruang lingkup pasar yang akan dilayani oleh organisasi: ragam atau jenis konsumen, cakupan geografisnya, dan jenis produk aatau jasa yaang akan ditawarkan. Ada organisasi yang sengaja memilih fokus jangkauan yang terbaatas, misalnya hanya untuk kategori konsumen, wilayah, atau produk dan jasa tertentu, ada pula yang mengembangkan jangkauan seluas-luasnya dnegan tujuan mengusai pangsa pasar.
4.      Pengendalian biaya (cost-control)
Strategi pengendalian biaya adalah sejauh mana perusahaan mengontrol biaya atau anggaran secara ketat. Strategi ini penting, khususnya ketika pengelola organisasi harus mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai secara maksimum tujuan-tujuan organisasi.
Jenis-jenis (tingkatan) strategi yaitu:
1.      Strategi korporat (corporate strategy atau corporate-level srtategi). Tujuan dari strategi korporat adalah mengidentifikasi dan mengimplementasikan sinergi di antara bisnis. Sanchez dan Heene (dalam Kusdi, 2009:94). Keuntungan ditingkat korporat adalah berupa: (1) penekanan biaya (cost reductions); (2) perbaikan produk atau proses; dan (3) peningkatan kecepatan. Strategi ini untuk menjalankan misi yang telah kita siapkan dalam organisasi tersebut sesuai dengan bidang yang telah menjadi bagiannya. Strategi ini biasa disebut dengan Grand Strategy karena akan menjadi akibat sangat fatal ketika kita salah dalam menjawab misi dari sebuah organisasi baik dari kata-kata maupun kebiajkan yang ditearpkan dalam organisasi.
2.      Strategi level bisnis (bussiness-level strategi). jadi, perusahaan multi bisnis, masing-masing divisi akan mengembangkan strateginya sendiri berkaitan dengan produk dan seterusnya. Titik beratnya adalah memperkuat daya saing unit bisnis.
3.      Strategi level fungsional (functional-level strategy). Fungsi pemasaran, sebagai contoh tentu perlu merumuskan sendiri cara-cara operasional terbaik dalam rangka memasarkan produk-poduk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Demikian pula fungsi-fungsi lain, seperti fungsi produksi, keuangan, penjualan (sales), pembelian (purchasing) dan lain-lain. Fokusnya adalah pada efisiensi . artinya setiap fungsi perlu merumuskan cara-cara yang paling efisien dalam mencapai berbagai sasaran yaang ditetapkan padanya.
Dalam pengelolan organisasi dilakukan dengan penyusunan serangkaian strategi berdasarkan keempat perspektif tersebut:
1.      Strategi finansial, yaitu strategi mengelolah pertumbuhan, tingkaat keuntungan, dan risiko ini merupakan strategi yang dilihat dari kacamata pemilik perusahaan atau pemegang saham.
2.      Strategi pelanggan, yaitu strategi untuk menciptakan nilai dan diferensiasi produk strategi ini dilihat dari kacamata pelanggan.
3.      Strategi proses internal, yaitu penentuan prose-proses internal strategis yang mampu untuk menciptakan kepuasan pelanggan dan pemilik saham.
4.      Strategi learning and growth, yaitu strategi untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi pembelajaran organisasi, inovasi, dan pertumbuhan.
Berdasarkan empat perspektif yang dijalankan secara seimbang itu, organisasi dapat mengejar berbagai sasaran jangka pendek tanpa mengabaikan tujuan jangka panjang.
c.       Perbedaan Startegi dan Tujuan Organisasi
Strategi dan tujuan organisasi merupakan dua hal yang berkaaitan erat. Dalam sebuah organisasi mereka menetapkan tujuan-tujuannya terlebih dahulu kemudian menyusun strategi yang diperlukan untuk mencapainya. Namum sebaliknya, organisasi kadang-kadang terlebih dahulu mengembangkan suatu rencana strategis yang sistematis dab terperinci, dimana kemudian tujuan-tujuan organisasi disusun sebagai bagian dari perencanaan tersebut. Menurut Robbins (dalam kusdi, 2009:91), tujuan-tujuan organisasi (goals) mengacu pada tujuan-tujuan akhir organisasi (ends) dan cara-cara mencapainya (means). Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa tujuan-tujuan organisasi merupakan bagian dari strategi.
Tujuan organisasi terbagi atas dua yaitu tujuan-tujuan resmi (official goals) dan tujuan-tujuan operasional (Operating Goals). Tujuan-tujuan resmi biasanya dikemukakan melalui bahasa yang umum dan cenderung abstrak, sebagaimana lazim kita temukan pada buku panduan perusahaan, laporan tahunan, dan pernyataan-pernyataan resmi para eksekutif atau juru bicara organisasi. Sementara tujuan-tujuan operasional berkaitan langsung dengan kebijakan dan prosedur operasional yang sesungguhnya dari suatu unit atau jabatan tertentu. tujuan-tujuan operasional tidak jarang pula menjadi tolak ukur dalam mengevaluasi kinerja unit atau individu, seperti misalnya pada program MBO (Management By Objectives) dan TQM (Total Quality Management).
Tidak selamanya organisasi memiliki tujuan-tujuan yang koheren atau selaras  satu sama lain. Organisasi-organisasi dewasa ini dihadapkan pada tuntutan stakeholder  yang berbeda-beda, sebagaian besar organisasi selalu menghadapi tujuan yang beragam dan tidak jarang saling berbenturan. Mekanisme organisasi  adalah dengan menciptakan unit atau bagian khusus dari organisasi untuk menangani  tuntutan hubungan eksternal organisasi dengan masyarakat, pemerintah, dan lain-lain. Atau customer service dibuat untuk menangani hubungan organisasi dengan pelanggan.





DAFTAR PUSTAKA

Caca. 2012. Segi Tujuan Organisasi . (onlie) http://blogcaca.blogspot.com
                   Diakses tanggal 20 Maret 2013

Permatasari, 2012. Tujuan Organisasi. (online) www.permatasari.blogspot.com
                   Diakses tanggal 20 Maret 2013

Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Jakarta : Salemba Humanika
      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar