Tujuan dan Strategi Organisasi
a.
Tujuan Organisasi
Tujuan-tujuan organisasi terumus dalam
berbagai bentuk, dan tujuan yang satu dapat bertentangan dengan tujuan yang
lain. Tujuan-tujuan organisasi perlu dikaji ulang dari waktu ke waktu, tetapi
perubahan tujuan dapat menimbulkan gangguan diseluruh organisasi.
Istilah tujuan digunakan untuk
menyatakan rumusan yang luas da tidak berbatas waktu tentang apa yang ingin
dicapai organisasi, sedangkan sasaran digunakan untuk menyatakan rumusan hasil
akhir yang lebih spesifik, pencapaian yang harus terwujud dalam batas waktu
tertentu.
Tujuan mengetahui strategi dalam proses
perencanaan strategi, sedangkan sasaran digunakan dalam poses pengendalian
manajemen untuk melaksanakan strategi. baik tujuan maupun sasaran menyatakan
hasil akhir yang ingin dicapai, tetapi kedua istilah ini berbeda dari segi
batas waktu dan tingkatan kerinciannya. Strategi merupakan alat untuk mencapai
tujuan sedangkan rencana-rencana yaang lebih rinci digunakan untuk mencapai
sasaran.
Secara umum tujuan organisasi merupakan
keadaan atau tujuan yang ingin diicapai oleh organisasi di waktu yang akan
datang melalui kegiatan organisasi. Untuk mencapai tujuan dalam organisasi,
pelaku (orang) dalam dalam organisasi diharapkan untuk mendesain atau me-manage
organisasinya dengan matang agar organisasi perlu diperhatikan beberapa prinsip
organisasi Jati (dalam Permatasari, 2012), seperti berikut:
1.
Perumusan tujuan
yang jelas, sebab tujuan organisasi berfungsi untuk: pedoman ke arah mana
organisasi akan dibawa, landasan bagi organisasi tersebut, menetukan macam
aktifitas yang akan dilakukan, menentukan program, prosedur, dan beberapa hal
terkaait dengan koordinasi, intergritas, simplikasi, sinkronisasi, dan
mekanisme.
2.
Pembagian tugas
dan pekerjaan (job Discription)
3.
Delegasi
kekuasaan yang berarrti pemimpin organisasi itu dipilih secara mufakat dan
harus diikuti dengan adanya pertanggung jawaban.
4.
Kesatuan
perintah (one of command) dan
tanggung jawab.
5.
Prinsip
kepemimpinan, dalam konteks kontemporal dari prinsip ini yang paling
mengemukakan ke permukaan adalah prinsip kebersamaan, mau mendengarkan dan
menyelaraskan diri dengan nila-nilai dari seluruh komponen organisasi, khususnya
pada kepengurusan organisasi.
6.
Tingkat
pengawasan, dengan diadakan sebuah monitoring terhadap kinerja pelaku
organisasi atau lebih familiar dengan sebutan oposisi.
Tipe-tipe tujuan
organisasi:
Klasifikasi tujuan dari Penow bagi organisasi pada umumnya
dibedakan menjadi 5 tujuan menurut “sudut pandang mereka yang berkepentingan”
yaitu:
1.
Tujuan
kemasyarakatan (societal Goals),
berkenaan dengan kelas-kelas organisasi luas yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan
masyarakat
2.
Tujuan keluaran (output Goals), berkenaan dengan
jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen. Contoh :
barang-barang konsumen, jasa-jasa bisnis
3.
Tujuan sistem (system Goals), cara pelaksanaan fungsi
organisasi tidak tergantung pada barang / jasa yang diproduksi / tujuan yang
diambil
4.
Tujuan Produk (product Goals) tujuan karakteristik
produk, berbagai karakteristik barang-barang / jasa-jasa produksi
5.
Tujuan turunan (derived goals) tujuan digunakan
organisasi untuk meletakkan kekuasaanya dalam pencapaian tujuan lain.
Proses penetapan tujuan
merupakan usaha menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang
akan dilaksanakan organisasi. 6 unsur dasar yang melatarbelakangi penetapan
tujuan orgnaisasi adalah:
1.
Barang dan jasa
yang diproduksikan akan dapat memberikan berbagai manfaat paling sedikit sama
dengan harganya
2.
Barang dan jasa
dapat memuasakan konsumen/langganan
3.
Teknologi yang
digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan jasa dengan biaya
dengan kualitas bersaing
4.
Kerja keras
dengan dukungan sumber dayanya, organisasi dapat beroperasi dengan baik
5.
Pelayanan
manajemen akan memberikan Publik Image yang meguntungkan, sehingga mereka
bersedia menanamkan modal dan menyumbang tenaganya untuk membantu sukses
organisasi
6.
Perusahaan
mempunyai konsep diri (self concept)yang
dapat dikomunikasikan dan di tularkan kepada karyawan dan pemegang saham
organisas.
b.
Strategi Organisasi
Strategi adalah turunan
dari bahasa Yunani yaitu Strat gos yang artinya adalah adalah komandan perang
dalam jaman tersebut, adapun pada pengertian saat ini strategi adalah rencana
rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditunjuk untuk
mencapai tujuan tertentu yang umumnya adalah keberhasilan. Strategi merupakan
penerjemahan dan analisis terhadap kemampuan internal atau kapabilitas
organisasi, yang selanjutnya diterjemahkan kedalam struktur organisasi.
Menurut Robbins, (dalam
Kusdi, 2009:87). “Pengertian strategi dalam konteks organisasi adalah penetapan
berbagai tujuan dan sasaran jangka panjang yang bersifat mendasar bagi sebuah
organisasi, yang dilanjutkan dengan penetapan rencana aktivitas dan
pengalokasian sumber daya yang diperlukan guna mencapai berbagai sasaran
tersebut”.
Strategi disusun dan
diimplementasikan untuk mencapai berbagai tujuan yang telah ditetapkan,
sekaligus mempertahankan dan memperluas aktivitas organisasi pada bidang-bidang
baru dalam rangka merespons lingkungan (misalnya perubahan permintaan,
perubahan sumber pasokan, fluktuasi kondisi ekonomi, perkembangan teknologi
baru, dan aktivitas-aktivitas para pesaing).
Terdapat dua pendapat
yang menonjol mengenai bagaimana strategi disusun dalam organisasi. Kelompok
pertama adalah mereka yang menyakini bahwa strategi merupakan suatu tindakan (planning mode). Hal ini berkaitan
dengan model rasional yang dikembangkan para pemikir perspektif modern.
Kelompok kedua, yang disebut evolutionary
mode, melihat bahwa strategi tidak mesti berupa suatu perencanaan yang
sistematis dan terperinci. Mereka melihat bahwa dalam praktiknya tidak jarang
pengelola organisasi mengambil keptusan strategi secara bertahap atau selangkah
demi selangkah, sejalan dengan perkembangan organisasi itu sendiri, sebelum
pada akhirnya menjadi suatu strategi yang utuh dan lengkap.
Model rasional
penyusunan strategi adalah proses yang terdiri dari tiga tahap: (1) analisis;
(2) formulasi; (3) implementasi. Pada tahap analisis, terdapat proses analisis
eksternal dan analisis internal. Analisis eksternal merupakan tujuan terhadap
tinjauan terhadap lingkungan yang menghasilkan data mengenai berbagai ancaaman (threaths) dan peluang (opportunities). Sedangkan analisis
internal merupakan tinjauan terhadap berbagai kekuatan (streght) dan kelemahan (weakness)
dalam organisasi itu sendiri. Kombinasi dari kedua hal inilah yang merupakan
bahan bagi pengambil kebiajakan untuk menyusun strategi organisasi. Lazimnya,
proses analisis ini disebut analisis SWOT (Strenghts,
Weakness, Opportunity, Threaths).
Menurut Robbins (dalam
Kusdi, 2009:90) ada empat dimensi pokok yang terkandung dalam strategi yaitu:
1.
Inovasi
Strategi inovasi secara khusus dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang mengutamakan inovasi sebagai sumber keunggulan
bersaing. Tidak semua perusahaan atau organisasi melakukan strategi inovasi,
tetapi pada saat-saat tertentu barangkali strategi ini dirumuskan untuk
meningkatkan kinerja organisasi. Misaalnya, perombakan bersifat khusus dalam
rangka memperbaiki pelayanan.
2.
Diferensiasi
Pasar
Strategi diferensiasi pasar ditunjukan untuk
menciptakan loyalitas konsumen melalui suatu produk atau jasa yang bersifat
unik, dalam arti berbeda dai yang telah ada dipasar. Straategi ini tidak mesti
dengan menciptakan produk atau jasa yang berkelas tinggi atau mahal, melaainkan
sesuatu yang memiliki nilai tambah yang berbeda dari produk-produk atau jasa
yang sudah ada. Strategi ini biasanya diperkuat dengan iklan, segmentasi pasar,
dan permainan haarga (pricing).
3.
Jangkauan (Breadth)
Strategi jangkauan adalah penetapan ruang lingkup
pasar yang akan dilayani oleh organisasi: ragam atau jenis konsumen, cakupan
geografisnya, dan jenis produk aatau jasa yaang akan ditawarkan. Ada organisasi
yang sengaja memilih fokus jangkauan yang terbaatas, misalnya hanya untuk
kategori konsumen, wilayah, atau produk dan jasa tertentu, ada pula yang
mengembangkan jangkauan seluas-luasnya dnegan tujuan mengusai pangsa pasar.
4.
Pengendalian
biaya (cost-control)
Strategi
pengendalian biaya adalah sejauh mana perusahaan mengontrol biaya atau anggaran
secara ketat. Strategi ini penting, khususnya ketika pengelola organisasi harus
mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai secara maksimum
tujuan-tujuan organisasi.
Jenis-jenis (tingkatan) strategi yaitu:
1.
Strategi
korporat (corporate strategy atau corporate-level srtategi). Tujuan dari
strategi korporat adalah mengidentifikasi dan mengimplementasikan sinergi di
antara bisnis. Sanchez dan Heene (dalam Kusdi, 2009:94). Keuntungan ditingkat
korporat adalah berupa: (1) penekanan biaya (cost
reductions); (2) perbaikan produk atau proses; dan (3) peningkatan
kecepatan. Strategi ini untuk menjalankan misi yang telah kita siapkan dalam organisasi
tersebut sesuai dengan bidang yang telah menjadi bagiannya. Strategi ini biasa
disebut dengan Grand Strategy karena akan menjadi akibat sangat fatal ketika
kita salah dalam menjawab misi dari sebuah organisasi baik dari kata-kata
maupun kebiajkan yang ditearpkan dalam organisasi.
2.
Strategi level
bisnis (bussiness-level strategi).
jadi, perusahaan multi bisnis, masing-masing divisi akan mengembangkan
strateginya sendiri berkaitan dengan produk dan seterusnya. Titik beratnya
adalah memperkuat daya saing unit bisnis.
3.
Strategi level
fungsional (functional-level strategy).
Fungsi pemasaran, sebagai contoh tentu perlu merumuskan sendiri cara-cara
operasional terbaik dalam rangka memasarkan produk-poduk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan. Demikian pula fungsi-fungsi lain, seperti fungsi
produksi, keuangan, penjualan (sales), pembelian
(purchasing) dan lain-lain. Fokusnya
adalah pada efisiensi . artinya setiap fungsi perlu merumuskan cara-cara yang
paling efisien dalam mencapai berbagai sasaran yaang ditetapkan padanya.
Dalam pengelolan organisasi dilakukan
dengan penyusunan serangkaian strategi berdasarkan keempat perspektif tersebut:
1.
Strategi
finansial, yaitu strategi mengelolah pertumbuhan, tingkaat keuntungan, dan
risiko ini merupakan strategi yang dilihat dari kacamata pemilik perusahaan
atau pemegang saham.
2.
Strategi pelanggan,
yaitu strategi untuk menciptakan nilai dan diferensiasi produk strategi ini
dilihat dari kacamata pelanggan.
3.
Strategi proses
internal, yaitu penentuan prose-proses internal strategis yang mampu untuk
menciptakan kepuasan pelanggan dan pemilik saham.
4.
Strategi learning and growth, yaitu strategi
untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi pembelajaran organisasi, inovasi,
dan pertumbuhan.
Berdasarkan empat perspektif yang dijalankan secara
seimbang itu, organisasi dapat mengejar berbagai sasaran jangka pendek tanpa
mengabaikan tujuan jangka panjang.
c.
Perbedaan Startegi dan Tujuan Organisasi
Strategi dan tujuan organisasi merupakan dua hal
yang berkaaitan erat. Dalam sebuah organisasi mereka menetapkan
tujuan-tujuannya terlebih dahulu kemudian menyusun strategi yang diperlukan
untuk mencapainya. Namum sebaliknya, organisasi kadang-kadang terlebih dahulu
mengembangkan suatu rencana strategis yang sistematis dab terperinci, dimana
kemudian tujuan-tujuan organisasi disusun sebagai bagian dari perencanaan
tersebut. Menurut Robbins (dalam kusdi, 2009:91), tujuan-tujuan organisasi (goals) mengacu pada tujuan-tujuan akhir
organisasi (ends) dan cara-cara
mencapainya (means). Oleh karena itu,
ia berpendapat bahwa tujuan-tujuan organisasi merupakan bagian dari strategi.
Tujuan organisasi terbagi atas dua yaitu
tujuan-tujuan resmi (official goals) dan
tujuan-tujuan operasional (Operating
Goals). Tujuan-tujuan resmi biasanya dikemukakan melalui bahasa yang umum
dan cenderung abstrak, sebagaimana lazim kita temukan pada buku panduan
perusahaan, laporan tahunan, dan pernyataan-pernyataan resmi para eksekutif atau
juru bicara organisasi. Sementara tujuan-tujuan operasional berkaitan langsung
dengan kebijakan dan prosedur operasional yang sesungguhnya dari suatu unit
atau jabatan tertentu. tujuan-tujuan operasional tidak jarang pula menjadi
tolak ukur dalam mengevaluasi kinerja unit atau individu, seperti misalnya pada
program MBO (Management By Objectives) dan
TQM (Total Quality Management).
Tidak selamanya organisasi memiliki tujuan-tujuan
yang koheren atau selaras satu sama
lain. Organisasi-organisasi dewasa ini dihadapkan pada tuntutan stakeholder yang berbeda-beda, sebagaian besar organisasi
selalu menghadapi tujuan yang beragam dan tidak jarang saling berbenturan.
Mekanisme organisasi adalah dengan menciptakan
unit atau bagian khusus dari organisasi untuk menangani tuntutan hubungan eksternal organisasi dengan
masyarakat, pemerintah, dan lain-lain. Atau customer
service dibuat untuk menangani hubungan organisasi dengan pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
Diakses tanggal 20 Maret 2013
Diakses tanggal 20 Maret 2013
Kusdi.
2009. Teori Organisasi dan Administrasi.
Jakarta : Salemba Humanika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar